INILAHMEDAN - Medan: Rasyid Salman Pramana nama lengkapnya. Dia siswa MIN 9 Medan yang duduk di Kelas IV. Rasyid merupakan anak pertama dari pasangan Andika Pramana dan Elly Ningsih dengan alamat rumah Medan Amplas.
Rasyid dikenal di kalangan teman-temannya adalah anak yang baik, sopan dan pendiam. Tetapi mereka tidak tahu sewaktu di kelas dua Rasyid sering berkelahi dengan temannya ketika ada masalah.
Di sinilah awal perkenalan Rasyid dengan Olahraga Beladiri.
Elly selaku Ibunda Rasyid menuturkan awalnya Rasyid merupakan anak yang temperamen karena anak pertama yang selalu merasa benar jika ada masalah sehingga sering bertengkar baik di sekitar rumah maupun di madrasah.
Puncaknya ketika di kelas II Rasyid bertengkar dan berkelahi dengan temannya sehingga mendapat panggilan konsultasi dari guru kelasnya. Sejak saat itu ayahnya mencari solusi agar mengurangi perilaku negatif bergelutnya dengan mengarahkan ke hal yang positif.
Setelah kejadian itu beberapa hari kemudian sang ayah mengajak Rasyid berkeliling Kota Medan dan sekitar Patumbak untuk mencari dan mengunjungi beberapa sasana olahraga beladiri baik pencak silat, kungfu, wushu maupun karate dan akhirnya pilihan jatuh ke cabang olahraga karate karena pelatihnya atau yang biasa dipanggil Senpai merupakan sahabat ayahnya.
Ayah Rasyid seorang wiraswasta dan Ibunya seorang pegawai BUMD di Perumda Tirtanadi Medan. Mereka berdua silih berganti antusias mengantar Rasyid mengikuti latihan rutin setiap harinya yang berlokasi di dua lokasi berbeda, yaitu di Pondok Perumahan Nusantara Medan Amplas setiap hari Senin dan Rabu, dan di Jalan Listrik Patumbak pada hari Jumat sampai Minggu di rumah senpai (pelatihnya) untuk memperdalam ilmu sparingnya.
Latihan rutin diikuti Rasyid dengan tekun dan konsisten selama satu tahun sehingga saat ini sudah meraih sabuk biru dan di awal tahun tepatnya 18 sampai 21 Januari 2024 perdana Rasyid mengikuti Kejuaraan Karate Junior FORKI Medan Cup 2024.
Berkat usaha yang gigih mengikuti semua arahan Senpai dan support orangtua yang selalu mendampingi maka Rasyid berhasil meraih Juara III Kumite-30 Kg Usia Dini Putra yang berlangsung di GOR Gelanggang Remaja Kota Medan.
Sejak saat itu Rasyid semakin bersemangat latihan. Akan tetapi berhubung sesuatu hal dengan pekerjaan sang Ayah yang mengharuskan sang Ayah berangkat ke Jepang di bulan April 2024 untuk melanjutkan pekerjaan sebagai seorang TKI.
Rasa haru dan sedih menyelimuti perasaan Rasyid ketika mengetahui sang ayah harus berangkat ke Jepang untuk bekerja. Perasaan seorang anak kecil yang masih butuh sosok seorang ayah disampingnya setiap hari bercampur aduk dengan harapan masa depan keluarga yang harus diperjuangkan sang ayah dengan bekerja ke Jepang.
“Sebelum ayahnya berangkat kerja ke Jepang, pesan dan harapan sang ayah kepada Rasyid agar selalu melaksanakan shalat lima waktu, tetap konsisten latihan karatenya agar bisa melindungi adik-adiknya dan ibunya ketika ayahnya tidak berada dirumah, ungkap ibunya.”
Sejak ayahnya tidak berada di sampingnya saat latihan, kadang muncul rasa malas menuju sasana latihan, akan tetapi Rasyid selalu ingat pesan ayahnya sehingga hal itu selalu menjadi motivasinya berangkat latihan dan Rasyid pun tidak pernah absen mengikuti latihan hari demi hari sampai saat ini.
Berkat usaha yang gigih dan doa kedua orangtuanya maka Rasyid menorehkan beberapa prestasi di antaranya Juara I Kumite +30 Kg Usia Dini Putra dalam Kejuaraan Karate Tingkat Pelajar Kota Medan ( 28-30 Juni 2024), Juara I Kumite Usia Dini Putra +30 Kg dalam Sirkuit Karate Patumbak Cup Seri I 2024 (03 November 2024),
Juara I Kumite +30 Kg dalam Open Tournament dan Festival FORKI Medan Se Sumatera Utara ( 15-17 November 2024), Juara II Kumite Perorangan Usia Dini 30 Kg Putra dalam Kejuaraan Karate Wadokai Mebidang Kota Binjai 2024 ( 09 Juni 2024), Juara III Kumite +30 Kg Usia Dini Putra dalam Karate Open Championship dan Festival Perebutan Piala Ketua Umum FORKI Sumut 2024, dan Juara III Kumite-30 Kg Usia Dini Putra dalam FORKI Medan Cup 2024 (18 sampai 21 Januari 2024).
Begitulah aksi positif seorang Rasyid siswa madrasah MIN 9 Medan yang awalnya perilaku negatif bergelut di kelas menjadi prestasi yang luar biasa dan membanggakan keluarga dan seluruh civitas akademika MIN 9 Medan.
Semangat dan kerja keras yang konsisten walau sang Ayah beribu kilometer jauh bekerja menjadi seorang TKI di Jepang tetapi menjadi motivasi kita semua, do’a kedua orangtua senantiasa mengiringi perjuangan anak tercinta agar kelak menjadi orang yang berhasil dan sukses berguna untuk agama, masyarakat, nusa dan bangsa.(imc/bsk)