|

Megahnya Stadion Madya Aletik Sumut Sport Centre, Fasilitas Komplit Berstandar Internasional

Stadion Madya Atletik di kawasan Sumut Sport Center di Desa Sena, Kecamatan Batangkuis, Deli Serdang, Sumaatera Utara. (foto: dok) 

INILAHMEDAN - Deliserdang: Sumatera Utara pernah menjadi tuan rumah pelaksanaan pekan Olahraga Nasional (PON) III tahun 1953. Stadion Teladan Medan yang menjadi salah satu venue, menjadi saksi bisu kemeriahan dan kemegahan even olahraga terakbar di tanah air itu.

Menunggu berpuluh tahun lamanya, atau tepatnya 71 tahun setelahnya, Sumatera Utara kembali dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan PON, namun kali ini tidak sendiri, melainkan berdua bersama Aceh.

Banyak yang diharapkan kenapa setiap provinsi ingin daerahnya menjadi tuan rumah PON. Di antaranya adalah terbangunnya sarana dan prasara olahraga yang tidak hanya berstandar nasional, namun juga internasional.

Untuk kali ini di Sumatera Utara berbagai sarana olahraga dibangun seperti seperti stadion utama, GOR martial arts, GOR bola voli indoor dan stadion madya atletik di kawasan Sumut Sport Center di Desa Sena, Kecamatan Batangkuis, Deli Serdang.

Khusus untuk Stadion Madya Atletik tentunya akan menjadi kebanggan tersendiri karena dibangun dengan standar internasional. Artinya juga untuk berbagai berbagai perlombaan atletik tingkat dunia tentunya dapat digelar di stadion yang berkapasitas 2.507 tempat duduk tersebut.

Stadion Madya Atletik itu sendiri memiliki dua lintasan, lintasan untuk latihan dan lintasan untuk pertandingan atau pemanasan yang masing-masing memiliki delapan jalur lomba. 

Lintasan tersebut bisa digunakan untuk lari 100 meter, 200 meter, lari gawang, 400 meter dan lainnya, juga ada fasilitas untuk lomba nomor lempar galah, lempar cakram, tolak peluru, lompat jauh, dan lompat tinggi.

Stadion Madya Atletik juga dipasang pagar pengaman tersebut, memiliki dua lapangan rumput berukuran standar menggunakan rumput zoysia matrella dan penyiraman dengan rain gun.

Tribun Barat memiliki ruang wasit, fungsional, ruang VIP dan operator, tertutup atap dan dengan fasade ornamen khas Deli.

Di lantai I ada medical room, ruang tes doping, ruang P3K, ruang TD, wasit, meeting dan operasional, ruang VIP, media room, ruang interview, post event control dan mix zona. Di lantai 2 ada ruang transit VIP, toilet, mushala, tangga akses tribun, dan tribun penonton.

Sementara tribun Timur diperuntukkan untuk ruang official, ruang atlet, gudang, ruang latihan beban dan coaching area, tidak beratap, dan berkapasitas 512 orang. 

Stadion Madya Atletik juga dilengkapi papan skor atau scoring board tipe outdoor berukuran 7,6 x14,4 meter dan timing system untuk pertandingan atletik lari. Ini membuat nuansa berkelas semakin terlihat saat duduk di tribun.

Terkait adanya stadion atletik bertaraf internasional tersebut, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sumatera Utara, sangat mengapresiasi, karena tentunya ke depan diharapkan akan berdampak pada kemajuan atletik daerah itu.

Kenapa demikian, tentunya sarana berlatih atlet akan semakin bertambah dari yang dulunya hanya berlatih di lintasan atletik Universitas Negeri Medan (Unimed).

"Kita tentunya sangat berbangga hati dengan adanya stadion madya atletik itu. Artinya itu kan punya Pemprov Sumut. Bertambah lah tempat latihan atletik kita. Hanya saja yang perlu dipikirkan adalah lokasinya yang jauh dari Medan, tentunya butuh transportasi, belum lagi keselamatan atlet selama dalam perjalanan menuju kesana," kata Sekum PASI Sumut Suharjo.

Tentunya akan lebih bagus jika nantinya kawasan sport center di Desa Sena, Deli Serdang tersebut dilengkapi dengan asrama. Yang perlu juga mendapat perhatian nantinya setelah PON adalah perawatannya harus benar-benar diseriusi. 

Lintasan tartan jangan sampai  tidak terawat. Tidak boleh kepanasan terlalu lama. Jangankan pasir, abu saja tak boleh ada di atasnya. Karena abu atau pasir akan membuat kualitas tartan akan berkurang, cepat keras dan dan bisa berubah warna.

Nah, sekarang yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana berbagai venue yang direvitalisasi maupun dibangun baru tersebut benar-benar dapat difungsikan dengan baik dan jangan sampai terbengkalai setelah PON.

Terkait hal itu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo menegaskan bahwa usai PON, federasi olahraga serta pemerintah daerah agar mempersiapkan langkah mencari event-event olahraga selanjutnya setelah PON.

Pemerintah pusat, kata dia, berkomitmen dalam mendukung keberlangsungan PON XXI Aceh-Sumut 2024. "Kita akan terus mendukung upaya-upaya untuk memastikan kesuksesan penyelenggaraan ini, baik dari segi prestasi maupun ekonomi, serta memaksimalkan pemanfaatan venue-venue yang ada pasca PON,” katanya.

Dito juga menekankan bahwa seluruh venue untuk pertandingan sudah 100 persen siap digunakan, meskipun beberapa fasilitas pendukung masih perlu diselesaikan.  "Mungkin ada beberapa fasilitas pendukung yang akan segera diselesaikan, tetapi hal itu tidak mempengaruhi jalannya pertandingan. Jadi, untuk pertandingan dan penonton, semua sudah siap,” ungkapnya.(imc/bsk) 


Komentar

Berita Terkini