Atlet sepatu roda Sumut terus matangkan target meraih 3 medali emas pada PON 21 Aceh-Sumut. (foto: bsk) |
INILAHMEDAN - Medan: Atlet sepatu roda Sumut terus matangkan target meraih 3 medali emas pada PON 21 Aceh-Sumut. Pengprov Perserosi Sumut saat ini terus melakukan pembinaan dengan melakukan training centre (TC) di berbagai tempat yakni di China, Taiwan serta di Sumut dan Aceh.
Seperti yang disampaikan Ketua Harian Pengprov Perserosi Sumut, Dedy Arif kepada wartawan, pada Jumat (02/08/2024), Perserosi Sumut akan menurunkan 18 atlet yang fokus di 8 nomor perlombaan dari total 24 nomor yang ada pada PON 2024.
Nomor perlombaan yang menjadi fokus meliputi ITT Sprint 100M, ITT Flying Sprint 200M, DTT Sprint 500M+D, Sprint 500M+D, Sprint 1000M, dan Speed Slalom. Selain itu, ada juga dua nomor perlombaan beregu, yaitu Team Sprint 500M+D dan Relay 3000M.
"Dari 8 nomor itu ada tiga nomor peluang kita memperolah medali emas. Jadi, dengan mengincar target tersebut Pengprov Perserosi dibantu KONI Sumut melakukan TC di dua negara China dan Taiwan, selebihnya kita laksanakan TC di arena lintasan sepatu roda di kawasan Sport Center Dispora Sumut dan di Provinsi Aceh," sebutnya.
Dedy menambahkan, dengan melakukan TC di berbagai tempat seperti di luar negeri, peluang untuk meraih medali emas terbuka lebar. Sebab, selain atlet bisa menimba ilmu di China dan Taiwan itu, sekaligus untuk meningkatkan intensitas berlatih teknik dan fisik.
Lebih lanjut Dedy menuturkan, saat ini Pengprov Perserosi Sumut memiliki beberapa tingkatan seperti super prioritas, prioritas serta kategori yang keseluruhannya itu bakal tampil di PON mendatang.
Ke-18 atlet sepatu roda PON Sumut itu masing-masing Daniel Gasita Firmansyah, Ivana Tesalonika, Marwah, Khalisa Putri, Allan Chandra, Aulia Abdul Gafar, M Khadafi, Khansa Fazian Oneal, Zahra Nabila, Khansa Nayra, Ghinayal Alifa Amri,Tiara Hayyu, Laura, Vania Atika Putri, Magfira Gustina, M Lutfi, Ale dan M Fakhri.
Dedy Arif kembali menjelaskan, kendala yang dihadapi untuk menghadapi PON XXI Aceh-Sumut 2024 ini, atlet sepatu roda yang rencananya dua minggu sebelum pelaksanaan PON sudah berada di Aceh. Namun, venue sepatu roda yang berada di Kabupaten Pidie yang lokasinya terletak di pinggir laut, hingga saat ini belum juga rampung sehingga latihan bersama di venue tersebut menjadi terkendala.
Bukan hanya itu saja, lsebut Deddy, atlet sepatu roda PON Sumut hingga saat ini belum mendapatkan izin dari PB PON Aceh serta izin dari Pengprov Perserosi Aceh, agar atlet Sumut tiba dua minggu sebelum hari pelaksanaan.
"Hal itu menjadi kendala bagi kita, karena seluruh atlet sepatu roda PON Sumut tak bisa beradaptasi venue ataupun arena sepatu roda dikarenakan belum rampung pembangunannya. Namun, hal itu bukanlah menjadi sandungan bagi kita untuk mencapai target 3 madali emas PON di vabor sepatu roda, " kata Dedy.
Kendala lainnya yang dihadapi atlet sepatu roda Sumut, tambah Dedy, seperti peralatan pertandingan atlet sampai saat ini belum ada. Peralatan tanding untuk cabang sepatu roda yang sangat dibutuhkan yakni seragam pertandingan (racing sut), helm, kacamata, sarung tangan, frame, roda dan bearing.
Dalam pertandingan skala nasional seperti PON ini, atlet sangat membutuhkan peralatan seperti roda sebanyak 68 set dan 18 set bearing, belum lagi roda dan bearing cadangan.
"Kita sudah menyurati KONI Sumut dan Dispora Sumut untuk kendala ini, tapi belum didapat kepastian jawabannya kapan alat-alat itu terealisasi," pungkasnya.(imc/bsk)