ramainya para pemain judi tembak ikan. (foto : dok)
INILAHMEDAN - Patumbak : Komisioner Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Serikat Kerakyatan Indonesia (SAKTI) menilai bahwa kinerja aparat kepolisian yang semakin disorot akibat lemahnya pengawasan terhadap praktek perjudian yang menjamur dan marak dalam beberapa bulan terakhir.
Salah satunya di wilayah Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deliserdang. " Dari amatan dan informasi terdapat sejumlah lokasi lapak judi ketangkasan tembak ikan yang berada di Desa Patumbak I, Kecamatan Patumbak, Deliserdang yang kian 'menjadi-jadi' (booming)," ujar Zahendra pada wartawan di Medan, Sabtu (29/07/2023).
Menurutnya, pihak aparat terkait sepertinya berpura-pura tidak melihat alias tutup mata. Sementara warga sekitar lokasi permainan judi itu bukan lagi merasa resah melainkan semakin tidak nyaman dalam menjalankan aktivitasnya karena was-was dengan ramainya lokasi permainan judi tersebut.
" Padahal tindak pidana perjudian termasuk salah satu kriteria yang menjadi 'atensi' siapa pun Kapoldanya, termasuk Kapolda yang sekarang," sebutnya.
Disebutkan, beberapa lokasi permainan judi tembak ikan itu antara lain berada di Dusun VII, Lubuk Bajul, Simpang Tenda Biru. Tepatnya di warung Udin samping Lacio salah satu tempat wisata pemandian menyediakan 1 mesin tembak ikan yang buka malam hari sampai subuh.
Kemudian di Dusun VI, berseberangan jalan dengan simpang penampungan yakni di Warung Dani juga ada 1 unit tembak ikan dan buka 24 jam penuh serta ditambah pula dengan permainan judi joker.
Masih di Dusun VI, di belakang Warung Pak Kulit disediakan 1 unit mesin judi tembak ikan yang juga beroperasi 24 jam penuh yang tak pernah sepi alias selalu ramai pengunjung.
Kemudian bersebelahan dengan Warung Pak Kulit, yaitu Warung Tongki ada juga 1 mesin permainan judi tembak ikan dengan jam tayang 24 jam penuh.
Disisi lain, selain lapak mesin judi tembak ikan, ditempat itu juga 'menyuguhkan' seorang wanita cantik sebagai penjaga chip. Hal itu agar para pemain menjadi betah sehingga bisa meraup omzet jutaan rupiah per 12 jamnya.
Situasi tersebut sampai saat ini tetap berjalan dengan mulus. Apalagi terindikasi adanya dugaan kerjasama dengan aparat terkait sehingga pengelola merasa aman dalam menjalankan bisnis haramnya itu.
" Tidak mungkin polisi gak tahu bang, pasti ada kerja samanya, sudah tiga bulan ini buka terus judi tembak ikan itu bang. Kami sangat resah jujur bang, karena nantinya anak kami juga yang jadi korban," ungkap seorang warga paruh baya yang tak ingin ditulis namanya.
Senada, yakni warga lain yang akrab disapa Kek Rn (62) berharap kepada Kapoltabes Kombes Valentino Alfa Tatareda untuk bisa menutup lapak perjudian tembak ikan itu.
" Bila perlu tangkap pengelolanya biar jera dan perhatikan juga kami warga kecil," tukasnya yang di Aamiin kan warga lain.
Dibagian lain, Kapolsek Patumbak Kompol Faidir Chaniago saat dikonfirmasi melalui Kanit Reskrim AKP Ridwan tak membalas. (imc/joy)