Pisang kepok asal Kabupaten Nias, Sumatera Utara, kini semakin diminati dan dipasarkan hingga ke berbagai daerah di Tanah Air, terutama di Pulau Sumatera.(foto: bsk) |
INILAHMEDAN - Medan: Pisang kepok asal Kabupaten Nias, Sumatera Utara, kini semakin diminati dan dipasarkan hingga ke berbagai daerah di Tanah Air, terutama di Pulau Sumatera.
"Selama tahun 2022 lalu, pisang kepok Nias yang biasa disebut dengan "Gae Siata" sebanyak 15 ribu ton lebih dikirim ke luar daerah," kata Inneke selaku penanggung jawab Paviliun Pemkab Nias di arena Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) Medan, Senin (03/07/2023).
Pisang kepok merupakan komoditi unggulan yang kini gencar dibudidayakan petani Nias. Saat ini kian digemari konsumen di luar daerah karena berbeda dengan varietas pisang kepok lainnya.
Meski masih mengkal, kata Inneke, pisang kepok Nias ini warnanya kekuning-kuningan dan jika dimasak atau dibuat keripik rasanya lebih manis dengan tekstur daging buah yang lembut.
"Sedangkan jumlah buah pertandannya juga lebih banyak," ujarnya.
Pisang kepok meski masih dikembangbiakkan secara organik namun menjadi salah satu produk yang saat ini ikut mendongkrak pendapatan para petani di Kabupaten Nias, karena ramainya permintaan dari Aceh hingga Riau.
Selain dijadikan panganan seperti pisang goreng dan keripik, pisang kepok ini diolah menjadi tepung.
Selain pisang, hasil pertanian lainnya yang menjadi andalan dari Kabupaten Nias adalah Durian Balaki.
Meski bentuknya kecil namun rasa Durian Balaki tak kalah lezat dengan durian impor yang saat ini sedang gencar dipasarkan di kota-kota besar.
"Pembibitan durian balaki saat ini sedang dikembangkan," kata Inneke.(imc/bsk)