Produksi Padi Sumut Diharapkan Capai 7 Ton/Tahun
INILAHMEDAN - Medan: Program Upaya Khusus (Upsus) Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale) diharapkan dapat meningkatkan produksi padi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Produksi padi tahun 2017 yang mencapai 5,1 ton diharapkan terus meningkat menjadi 7 ton/tahun.
Hal tersebut disampaikan Penjabat Gubernur Sumatera Utara Eko Subowo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Sabrina pada acara pembukaan Rapat Evaluasi Pelaksanaan Upsus Pajale tahun 2018 Provsu di Hotel LE Polonia Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (21/08/2018).
“Sebagaimana kita ketahui dalam 4 tahun terakhir pemerintah pusat dan pemerintah daerah telah melaksanakan program Upsus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Alhamdulillah dari pelaksanaan program Upsus Pajale tersebut telah meningkatkan produksi Sumatera Utara pada peringkat 5 nasional, yang sebelumnya diduduki oleh Sumatera Selatan,” ujarnya.
Untuk itu, katanya, Pemprovsu mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Pertanian yang telah memberikan perhatian besar kepada Sumatera Utara dengan mengalokasikan berbagai bantuan untuk para petani dalam mendukung peningkatan produksi, antara lain seperti perbaikan jaringan irigasi, pemberian bantuan pupuk, benih, alsintan dan penguatan penyuluhan.
Sumatera Utara juga memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura.
“Dalam 3 tahun terakhir ini berbagai prestasi yang sudah dicapai antara lain peningkatan produksi padi rata-rata 13,82 persen per tahun, jagung 16,71 persen, kedelai 12,10 persen, bawang merah 35,39 persen dan cabai merah 2,55 persen,”t uturnya.
Berdasarkan Angka Ramalan 1 BPS, kata Eko, diperkirakan produksi padi Sumut tahun 2018 adalah 5.311.673 ton (naik 3,42 persen) dibandingkan dengan tahun 2017 dengan luas panen 1.041.420 ha (naik 5,40 persen).
Untuk komoditi jagung diperkirakan 1.757.126 ton (naik 0,91 persen) dibanding tahun 2017, dengan luas panen 293.388 ha (meningkat 3,94 persen).
“Sedangkan untuk komoditi kedelai diperkirakan mencapai 32.758 ton (meningkat 321,16 persen) dibandingkan dengan tahun 2017, dengan luas panen 25.950 ha (meningkat 332 persen),” katanya.
Terkait evaluasi pelaksanaan Upsus Pajale tahun 2018 Provsu, kata Eko, perlu disampaikan bahwa periode tanam Oktober 2017 sampai dengan Maret 2018 realisasi pertanaman telah mencapai 535.230 ha atau sebesar 89,35 persen. Ini berarti untuk periode Oktober 2017 sampai dengan Maret 2018 masih terdapat kekurangan seluas 63.809 ha yang harus ditutupi pada periode April sampai September 2018.
“Untuk komoditi jagung telah terealisasi seluas 155.899 ha atau sebesar 80,18 persen. Ini berarti tertinggal 38.527 ha yang juga harus ditutupi pada periode April – September 2018.
Demikian juga dengan komoditi kedelai telah terealisasi seluas 21.384 ha atau 55,49 persen dan ini berarti tertinggal seluas 17.153 ha,” paparnya.
Hal senada disampaikan Ketua Panitia yang juga Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Provsu M Azhar Harahap. Kata dia, hasil-hasil yang sudah dicapai dari pelaksanaan program Upsus Pajale tersebut sangat menggembirakan di antaranya produksi padi setiap tahun meningkat rata-rata 13,82 persen, jagung 16,71 persen dan kedelai 12,10 persen.
Jika dikonversikan peningkatan produksi selama 3 tahun tersebut nilainya untuk padi Rp 59,3 triliun, jagung Rp 13,8 triliiun dan kedelai mencapai Rp 149,6 miliar.
“Ini berarti jumlah uang yang diterima para petani kita mencapai Rp 73,3 triliun, jauh lebih besar dibandingkan dengan alokasi anggaran baik APBN maupun APBD provinsi dan kabupaten/kota selama 3 tahun terakhir,” ujarnya. (imc/bsk)