Guru Meninggal Dianiaya Murid, Hasan Basri Cerita Pengalaman Jadi Pendidik
INILAHMEDAN - Medan: Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Hasan Basri menceritakan pengalamannya ketika menjadi guru (pendidik). Menurut Hasan, guru harus menguasai tentang diri seluruh anak muridnya. Termasuk dalam mengubah perilaku sang murid ke arah yang lebih baik.
"Apa yang saya sampaikan ini berdasarkan pengalaman sewaktu saya menjadi guru dulu," kata Hasan Basri saat menghadiri Peluncuran Buku Antologi Puisi berjudul 'Sendja Djiwa Pak Budi' di Taman Budaya Jalan Perintis Kemerdekaan, Sabtu (14/04/2018).
Kata Hasan, menjadi seorang guru memang tidak selalu benar. Begitu juga sebaliknya, menjadi murid tidak selalu salah. Artinya, kata dia, guru dituntut pemahaman dan totalitasnya dalam mengajar.
Menurut Hasan, pemahaman dan totalitas yang dimiliki seorang guru dengan sendirinya akan memperlakukan murid seperti anaknya sendiri sehingga benar-benar dididik dan disayangi sehingga menjadi siswa terbaik.
"Jadi, seorang guru dituntut totalitas dan pemahamannya dalam mengajar," katanya.
Peluncuran buku antologi puisi itu dilakukan untuk penggalangan dana. Hasil penjualan buku akan disumbangkan kepada keluarga almarhum Ahmad Budi Cahyo, guru Kesenian SMAN 1 Torju, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, yang tewas dianiaya siswanya beberapa waktu lalu.
Peluncuran buku antologi puisi itu mengusung tema, 'Berpuisi dan Beramal'. Sejumlah peserta yang hadir kemudian membacakan puisi dan diikuti beramal dengan membeli buku antologis puisi yang dilakukan secara lelang.
Acara juga diikuti dengan testomoni yang disampaikan Kepala Balai Bahasa Sumut Fairul Zabadi. (imc/bsk)