foto: batakgaul.com |
INILAHMEDAN - Medan: Masyarakat Kota Medan diimbau selalu mewaspadai penyakit gagal ginjal. Penyakit ini biasanya muncul setelah seseorang terserang diabetes dan hipertensi (darah tinggi) akibat seringnya mengonsumsi makanan siap saji yang tinggi kalori dan malas berolahraga.
"Pemicu gagal ginjal kronik didahului munculnya penyakit diabetes dan hipertensi. Dua penyakit ini muncul akibat seringnya mengonsumsi makanan siap saji yang tinggi kalori," kata Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (pernefri) Sumut - Aceh Prof Harun Rasyid Lubis, Jumat (10/03/2017).
Menurut Harun, penyebab gagal ginjal di Indonesia paling tinggi dikarenakan hipertensi sekitar 50 persen. Disusul karena diabetes sekitar 27 persen.
Pada tahun 2030, kata dia, diperkirakan jumlah penderita gagal ginjal mencapai 21,3 juta penduduk. "Tahun 2000 saja jumlah penderita gagal ginjal mencapai 8,4 juta orang," katanya.
Peringatan Hari Ginjal Sedunia, kata dia, tujuannya untuk menyampaikan ke masyarakat bahwa ginjal manusia saat ini sedang terancam. "Artinya, setiap satu tahun jumlah penderita gagal ginjal naik 10 persen, atau setiap 10 tahun naik 100 persen," katanya.
Terus meningkatnya jumlah penderita gagal ginjal, kata Harun, total biaya pengobatan atau terapi gagal ginjal (hemodialisa) di dunia mencapai Rp1 triliun dolar.
"Hanya untuk pasien gagal ginjal yang cuci darah saja BPJS Kesehatan mengeluarkan biaya Rp1,7 triliun," bilangnya.
Oleh sebab itu, imbau Harun, masyarakat perlu mengenali lebih dini faktor risiko penyebab gagal ginjal. "Sebaiknya setiap orang secara teratur memeriksakan diri dengan screening test. Yakni berupa pemeriksaan urin lengkap dan pemeriksaan tekanan darah serta gula darah secara periodik. Semua ini dapat dilakukan di Puskesmas secara gratis,” tandasnya. (boreg)